1. Saringlah konten yang ada di perangkat
Games, konten sosial media, streaming video, berbagi foto
harus melalui pengamatan orangtua. Unsur negatif seperti kekerasan, pornografi,
kata-kata kasar, sangat mudah di dapat anak dari konten konten tersebut.
2. Tempatkan perangkat tersebut di ruang umum
Komputer, laptop, tablet atau ponsel pintar yang bisa di
akses anak hendaknya juga bisa di akses oleh orangtua sehingga peran pengawasan
bisa lebih optimal. Orangtua harus tahu password si anak.
3. Batasi waktu pemakaian gadget
Penggunaan gadget baik itu untuk bersosial media,
berselancar, atau chatting wajib di batasi. Untuk usia SD, tenggang waktu
toleransi adalah 15-30 menit perhari.
4. Bangun interaksi
Sebisa mungkin orangtua mendampingi anak ketika menggunakan
gadget-nya dan membangun interaksi antara orangtua, anak dan perangkat. Jangan
jadikan gadget sebagai ‘pengasuh’
sehingga orangtua bisa terbebas sejenak dari kewajiban mengasuh anak.
5. Berikan penjelasan
Keberadaan gadget di rumah memang mempermudah aktivitas
sehari-hari. Jelaskan pada anak penggunaan gadget untuk mempermudah pekerjaan
secara bijaksana, bahwa banyak hal tidak bisa di lakukan dengan gadget,
misalnya interaksi sosial dengan lingkungan sekitar.
6. Berikan contoh
Anak suka gadget dan bisa menggunakannya sedari awal karena
meniru orang tuanya. Oleh karenanya, orang tua wajib menjadi teladan dalam
menggunakan gadget secara positif.